Pengelolaan Inovasi Menuju Keunggulan Kompetitif

I. Mengapa Inovasi Penting/Why Innovation Matters ?

Ungkapan-ungkapan “Innovate now or pay latter” (inovasi sekarang atau membayar kemudian) atau “innovate or evaporate” (inovasi atau menguap) telah disuarakan oleh manajer-manajer yang berpengalaman dalam bidang bisnis.
Perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan, yaitu mengalami penurunan daya saing pada umumnya adalah perusahaan yang merasa mencapai comfort zone karena keberhasilan-keberhasilan pada masa lampau.
Tetapi memasuki abad XXI ini suatu fenomena baru dirasakan bahwa tingkat penurunan daya saing semakin cepat. Life cycle dari produk hanya dalam hitungan bulan.
Suatu fenomena baru memasuki abad XXI:

  1. Tingkat kompetisi yang semakin dahsyat
  2. Teknologi baru dihasilkan dalam tempo yang lebih singkat
  3. Pasar dan kondisi ekonomi seluruh dunia menjadi lebih tidak stabil
  4. Bisnis semakin mengglobal
  5. Komposisi pekerjaan terus berubah, demikian juga nilai-nilai karyawan dan harapannya
  6. Lingkungan usaha mengalami perubahan-perubahan drastis, sehingga semakin kompleks
  7. Setiap aspek bisnis mengalami perubahan-perubahan drastis

Fenomena di atas merupakan tantangan sekaligus juga peluang yang dihadapi setiap aspek bisnis dari mulai strategi dasar sampai kepada kegiatan-kegiatan rutin. Menghadapi tantangan-tantangan di atas bagaimana perusahaan dapat bertahan dan maju. Jawabannya: “They must be innovative”. Suatu pilihan yang sulit antara kemajuan/ prosper dan kehancuran/evaporate. Tetapi inovasi hanya dapat terjadi dalam suatu sistem yang terkait dengan komitmen dari para manajer, struktur organisasi yang kondusif, kemampuan pengidentifikasian dan pemanfaatan sumber-sumber inovasi, sumber daya manusia yang kreatif, dan lain-lain.
Bukti-bukti bahwa inovasi telah membawa perusahaan kepada kejayaan telah banyak diungkap. Inovasi telah menghasilkan berbagai produk dengan varian yang beragam, memenuhi kebutuhan pasar. Telah dicontohkan oleh Toyota yang telah menghasilkan berbagai jenis kendaraan untuk pasar Amerika. Demikian juga Nokia yang telah menghasilkan berbagai jenis handphone, atau Sony yang telah menghasilkan 50 model portable audio player.
Penelitian lebih lanjut mengemukakan bahwa 30% dari penjualan dan laba karena keberhasilan inovasi baik dalam proses maupun dalam produk. Tetapi kemudian difahami juga bahwa dampak inovasi tidak hanya untuk kemajuan perusahaan, tetapi juga berdampak terhadap kemajuan negara sebagai keseluruhan. Seperti diungkap oleh Baumol: “Virtually all of the economic growth that has occured since the eighteenth century is ultimately attributable to innovation”.
Kesimpulan inovasi secara konsisten merupakan ingredient/unsur yang penting untuk meningkatkan kemampuan bertahan dan pertumbuhan perusahaan, hal ini berlaku juga untuk negara dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

II. Apa Yang Disebut Inovasi ? Apa Yang Disebut Kreativitas ?

Pertama, perlu dipahami bahwa antara kreativitas dan inovasi tidak terpisahkan. Kretivitas adalah batu loncatan untuk inovasi (creativity is the springboard for innovation). Inovasi akan mati/berhenti tanpa kreativitas (innovation will die without creativity). Perlu pula dipahami lingkup inovasi tidak terbatas dalam produk atau proses saja, tetapi meliputi berbagai aspek manajemen seperti inovasi dalam struktur organisasi, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, dan managemen keuangan. Demikian juga disiplin ilmu yang diperlukan untuk inovasi adalah multidisiplin.
Kreativitas sering didefinisikan sebagai kemampuan menghasilkan gagasan baru yang bermanfaat. Tingkat kebaruan/ novelty dan kemanfaatan/value dari gagasan menjadi ciri kecanggihan kreativitas. Gagasan yang dihasilkan ditindak lanjuti menjadi “Workable concept” atau gagasan yang dapat dioperasional. “Workable concept” ditindaklanjuti menjadi “Invention”, dari invention ditindak lanjuti menjadi inovasi. Sehingga inovasi dapat didefinisikan: Innovation=Invention + Implementation/Commercialization. Apabila kreativitas menghasil sesuatu yang bermanfaat/berguna, inovasi menghasil sesuatu yang sangat berguna/ bermanfaat untuk semua pihak. Sering juga didefinisikan creativity: thinking new thing, innovation: doing new thing.
Jenis inovasi mengacu kepada proses dan produk yang dihasilkan. Kita mengenal: incremental innovations, radical/ discontinuous innovations dan breathrough innovations.
Incremental innovation adalah inovasi yang dikerjakan secara bertahap, yang menghasilkan perbaikan-perbaikan baik yang kecil atau sampai kepada perbaikan-perbaikan yang besar. Radical/ discontinuous innovation adalah inovasi yang membawa dampak terhadap penemuan-penemuan/ inovasi sebelumnya menjadi usang/ obsolete. Disebut juga destructive innovation. Breakthrough innovation, penemuan yang memungkinkan tumbuhnya industri-industri baru.

III. Sumber-Sumber Inovasi (Sources of Innovation)

Diktum Peter Drucker: “every organization -not just business- needs one core competence: Innovation”. Ungkapan Peter Drucker tidak dapat diragukan lagi. Tetapi masalahnya bagaimana inovasi dihasilkan dan dimana sumber-sumber inovasi. Para pakar mengatakan bahwa inovasi datang dari berbagai sumber.
Teori-teori tentang inovasi: menurut Gaynor misalnya untuk terjadinya inovasi harus ada budaya/ culture, sumber-sumber, infrasutruktur dan proses. Menurut dia kehadiran inovasi dapat didesain/ dipolakan dengan memperhatikan unsur-unsur/ variabel tadi. Kebutuhan inovasi karena adanya kebutuhan atau frustasi/ masalah yang memerlukan pemecahan (frustation is the mother of innovation). Sumber inovasinya sendiri adalah individual, lembaga seperti perusahaan, lembaga penelitian, universitas. Diantara sumber-sumber tersebut individu merupakan sumber utama, tetapi hanya dapat menghasilkan inovasi apabila ada dalam organisasi yang memungkinkan terjadinya inovasi.
Individu-individu yang mempunyai potensi untuk menghasilkan inovasi adalah individu yang menguasai teknik-teknik pengem-bangan kreativitas seperti teknik brainstorming, mind mapping, metode check lists Osborn, metode morphology, dan sebagainya. Individu-individu yang mempunyai potensi sebagai inovator juga memiliki sifat tertentu seperti sifat-sifat: keingintahuan yang tinggi, keterbukaan terhadap pengalaman, toleran terhadap ketidakpastian, kemandirian dalam berfikir dan bertindak dan lain-lain.
Sumber inovasi juga karena adanya interaksi antara perusahaan yang saling membutuhkan sehingga terjadi pengelompokan/ cluster. Cluster-cluster ini sangat potensial sebagai sumber inovasi, baik untuk inovasi yang didorong oleh pasar (demand pull innovation) atau yang didorong oleh pengembangan ilmu (science push innovation). Apabila sumber-sumber inovasi telah dapat diidentifikasi, peroalannya bagaimana menyusun organisasi untuk menghasilkan inovasi.

IV. Menyusun Organisasi Untuk Mendorong Inovasi

Merencanakan inovasi memerlukan suatu proses. Proses inovasi biasanya dimulai dengan pengidentifikasian masalah, perumusan gagasan, konseptualisasi, pengembangan, pengujian, diakhiri dengan peluncuran produk.
Untuk pelaksanaannya memerlukan penyusunan organisasi yang dapat mendorong ke arah tersebut. Di sini hanya akan dibahas persyaratan tentang komponen-komponen yang diperlukan dalam suatu organisasi. Diantara komponen dari organisasi yang berpotensi mendorong inovasi antara lain yang terpenting:

  1. Visi bersama, kepemimpinan dan kehendak berinovasi (shared visions, leadership, the will to onnovate)
    Diperlukan visi bersama sebagai pengikat sekaligus pedoman arah yang dituju. Inovasi merupakan kebutuhan untuk suatu organisasi untuk bisa bertahan dan tumbuh, tiada hari tanpa inovasi. Diperlukan kepemimpinan yang menghargai orang-orang yang inovatif, memelihara komunikasi dua arah, memiliki komitmen yang kuat untuk berinovasi.
  2. Struktur organisasi yang fleksibel
    Disamping pendelegasian wewenang, struktur yang bersifat organik sebagai kebalikan struktur organisasi yang bersifat mekanistik, potensial untuk mendorong inovasi.
  3. Individu-individu kreatif
    Mengadakan pelatihan-pelatihan penguasaan teknik-teknik kreativitas seperti logical framework approach, mind mapping, brainstorming dan lain-lain.
  4. Kerjasama tim.
    Mendorong kerjasama tim. Gagasan berasal dari perorangan. Akan tetapi untuk sampai kepada inovasi diperlukan tim. Innovation=invention + implementation/ commercialization adalah produk dari suatu tim.
  5. Keterlibatan yang tinggi dari semua bagian.
    Inovasi memerlukan keterlibatan semua pihak dan berbagai disiplin ilmu.
  6. Iklim inovatif
    Sikap pimpinan terhadap lingkungan, menciptakan iklim kreatif dengan menghargai kreativitas dan penghargaan terhadap orang-orang kreatif, menghindari ketegangan/ fleksibel/ toleran terhadap kegagalan.
  7. Sumber-sumber/ resources termasuk dana yang memadai.
    Dengan memperhatikan unsur-unsur tersebut organisasi mempunyai potensi untuk merealisasikan potensi inovatif.

V. Purwa Wacana (Final Thought)

Kapabilitas untuk menghasilkan inovasi tidak mudah. Bukan tugas sekali jadi, memerlukan proses dan usaha yang terus menerus, juga memerlukan usaha untuk terus memelihara momentum yang telah dibangun dengan cermat. Tidak ada organisasi yang sempurna untuk menjamin dihasilkannya inovasi, tetapi selalu ada peluang untuk bereksperimen dan perbaikan yang terus menerus.

Bacaan :

  1. Baumol W (2002): The Free Market Innovation Machine, Princeton University Press
  2. Christensen C (2002): The Innovator’s Dilemma. Harvard Business School Press
  3. Van de Ven (2002): The Innovation Journey. Oxford Press
  4. Richards T (1997): Creativity and Problem Solving at Work. Gower, Aldershot
  5. Gaynor, H Gerard (2002): Innovation by Design. Amacom.

Leave a comment